Nonton BMTH 5x di 4 Negara Berbeda. Kenapa sih?

MUSIC

The Wildrector - Rayenda Rahmadia

5/8/20243 min read

BMTH: Perjalanan Musik yang Menyelamatkanku

Kalau ngomongin musik, sejak kecil aku tumbuh dengan lagu-lagu melankolis dari Phil Collins, ABBA, dan lainnya warisan dari ayahku. Tapi, begitu masuk SMP, dunia musikku berubah. Era itu lagi hype dengan musik keras, dan aku mulai terpapar ke genre yang lebih berat.

Aku masih ingat pertama kali temanku ngenalin Bring Me The Horizon (BMTH). Lagu pertama yang aku dengar? Pray for Plagues. Saat itu, rasanya gak ada koneksi. BMTH cuma terdengar seperti musik keras biasa di telingaku.

Sampai akhirnya, 2013 datang. BMTH merilis Sempiternal, dan itu mengubah hidupku. Musiknya lebih bold, lebih dewasa. Lirik-liriknya? Relatable banget, tentang anxiety, depresi, dan keresahan hidup. Tapi ada pesan di dalamnya: “Tenang, lo gak sendirian.” Dari situ, aku mulai deep dive ke musik mereka dan tanpa sadar, aku selalu nyematkan hashtag #BMTHSavedMyLife karena mereka benar-benar menemani di saat tersulit.

Konser Pertama & Perjalanan Bersama BMTH

Tahun 2017, aku akhirnya nonton konser pertama BMTH di Singapura tour album That’s The Spirit. GILA. Itu pengalaman yang bikin goosebumps dan meledakkan endorfin!

2019, aku kembali nonton BMTH di Summer Sonic, Jepang. Ada banyak musisi besar di lineup—RHCP, MGK, Catfish and The Bottlemen, dan lainnya. Tapi fokusku cuma satu: BMTH. Tour album AMO ini makin bikin aku yakin kalau mereka bukan sekadar band favorit, tapi juga role model.

Masih di tahun yang sama, aku lanjut ke Thailand bareng teman-teman buat nonton BMTH ketiga kalinya. Rasanya makin spesial karena kali ini aku gak sendirian, teman-temanku ikut merasakan euforia yang sama.

Pandemi, Comeback Tour, & Keputusan Terbaik

Setelah dunia dihantam pandemi, akhirnya BMTH kembali tour. Salah satu destinasi? Indonesia. Tapi jujur, aku lebih milih nonton mereka di Bangkok sekalian liburan. Intuisiku benar. Konser di Bangkok berjalan mulus, sementara di Jakarta terjadi kerusuhan, sampai BMTH batal tampil. Aku bersyukur udah memilih Bangkok sebagai venue. Tapi ada yang bikin sedih: Jordan Fish gak ada di line-up. Dan buatku, Oliver Sykes & Jordan Fish adalah satu kesatuan yang gak terpisahkan.

2024: Konser Terakhir?

BMTH akhirnya kembali ke Indonesia. Awalnya, aku gak tertarik. Tanpa Jordan, rasanya ada yang kurang. Tapi di hari H, aku tetap datang. Dan benar saja, walaupun performa mereka tetap luar biasa, ada sesuatu yang hilang. Transisi lagu yang biasanya megah terasa lebih sepi. Otak di balik sound khas BMTH sudah gak ada.

Akhirnya, aku memutuskan: ini mungkin konser BMTH terakhirku. Tapi satu hal yang pasti, BMTH tetap jadi band favoritku, selamanya. Karena mereka telah menyelamatkan hidupku. 💙